Sebagai ibadah yang dilakukan di tempat mulia, terkadang memunculkan anggapan tertentu dari sebagian jamaah. Bahkan jika ada yang meninggal ketika umroh, dalam hati terbersit hal itu akan menjadikan yang bersangkutan masuk surga. 


Padahal perkara surga merupakan hal ghaib yang tidak bisa diduga-duga. Termasuk siapa saja calon penghuninya, tidak ada jaminan kecuali informasi dari Rasulullah. Semasa beliau masih hidup, ada beberapa sahabat yang mendapat jaminan akan masuk surga.


Masalahnya saat ini beliau telah wafat. Jika ada yang menganggap meninggal saat umroh terjamin masuk surga, perlu dalil yang mendasari. Lantas bagaimana yang akan terjadi jika fenomena tersebut benar-benar terjadi?


Jaminan Masuk Surga

Ayat Al Quran tentang jaminan masuk surga, Sumber: pexels.com


Terkait calon penghuni surga, pada dasarnya agama Islam telah menjelaskan ciri-cirinya. Namun meskipun seorang muslim telah masuk dalam ciri-ciri tersebut, tetap tidak ada jaminan akan masuk surga. 


Terkait hal ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 25 yang artinya,

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwasannya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai “.


Dalam ayat tersebut, beriman dan beramal shalih menjadi ciri calon penghuni surga. Dimana beramal shalih sendiri begitu luas. Bahkan amal shalih tidak cukup hanya dengan mengerjakan amalan umroh


Selain itu Rasulullah pun menegaskan amalan tidak akan menjamin masuk surga. Beliau bersabda yang artinya,

“Tidak ada amalan seorang pun yang bisa memasukkannya ke dalam surga dan menyelamatkannya dari neraka, tidak juga denganku. Kecuali dengan rahmat dari Allah”. (HR Muslim)


Dengan demikian dapat dipahami bahwa masuknya hamba ke surga murni dalam kuasa Allah. Tidak ada yang bisa menjamin seorang hamba akan masuk surga meskipun memiliki segudang amalan. Dan amalan nantinya akan menjadi wasilah untuk meraih rahmat Allah.


Sedangkan terkait para sahabat yang mendapat jaminan masuk surga, tentu itu dari Allah. Dimana Rasulullah mendapatkan informasi tersebut lantaran Allah lah yang mengabarkan. Sebab pada dasarnya Rasulullah hanya manusia biasa.


Terkait hal ini, Rasulullah bersabda yang artinya,

“Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqas di surga, Sa’id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin Jarrah di surga”. (HR At Tirmidzi)


Meninggal Ketika Umroh, Adakah Keutamaannya?

Jamaah meninggal saat umroh, sumber: sumbersari.net


Meski tidak ada dalil yang menjamin meninggal ketika umroh akan masuk surga, tetap amalan ini istimewa. Sebab dengan keutamaan ibadah umroh, seorang jamaah akan mendapatkan beberapa hal berikut:


1. Mendapat Syafaat Rasulullah


Sebagai manusia pilihan, Rasulullah diberikan hak istimewa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dimana hak tersebut dikenal dengan istilah syafaat. Yakni beliau bisa memberikan pertolongan kepada umatnya di akhirat kelak, tentu dengan izin Allah.


Dengan demikian orang yang bersusah payah dalam melaksanakan ibadah umroh bisa mendapat syafaat beliau. Dengan catatan susah payahnya dalam beribadah berakibat dirinya meninggal dunia.


Dalam sebuah hadits, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

“Tidaklah seseorang sabar dengan kesusahnnya kemudian di mati, kecuali aku akan memberikan syafaat padanya, atau menjadi saksi baginya di hari kiamat, jika dia seorang muslim”. (HR Muslim)


2. Pahala Hingga Kiamat


Selain itu jika ada jamaah yang meninggal dunia saat haji atau umroh, pahala akan terus mengalir. Meskipun yang bersangkutan telah wafat, pahala ibadahnya akan terus mendatanginya hingga hari kiamat. 


Dalam sebuah riwayat di kitab Shahih At Targhib 1114 dijelaskan yang artinya,

“Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umroh lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala umroh hingga dia meninggal dunia. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati, maka baginya dituliskan pahala jihad hingga hari kiamat”. (HR Abu Ya’la)


3. Dihapuskan Dosanya


Dan selanjutnya keutamaan umroh akan menghapuskan dosa setiap hamba. Dengan demikian, ketika ada jamaah meninggal dunia saat berumroh, maka besar kemungkinan dosanya telah diampuni oleh Allah. Sebab jika masih hidup kemungkinan dirinya akan kembali melaksanakan ibadah umroh.


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

“Umroh ke umroh adalah penghapus dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga”. (HR Al Bukhari)

Hadits ini menegaskan ibadah haji lah yang memiliki jaminan masuk surga. Itu pun bagi jamaah yang melaksanakan ibadahnya mabrur. Dan haji mabrur sendiri merupakan rahasia Allah.


Sedangkan untuk ibadah umroh tidak ada dalil yang menegaskan hal ini. Tetapi meski demikian, dengan banyaknya keutamaan ibadah umroh bisa menjadi wasilah. Perantara seorang hamba untuk mengetuk rahmat Allah.


Perlu Menjadi Perhatian

Umroh di tahun 2025, Sumber: pexels.com


Dengan demikian siapapun yang berumroh sepatutnya bahagia. Meski tidak dijamin masuk surga, keutamaan umroh pahalanya sudah begitu luar biasa. Terlebih jika yang dilakukan adalah umroh yang bertepatan dengan umroh Ramadhan 2025.


Tetapi setiap jamaah perlu memperhatikan satu hal. Dimana yang dimaksud meninggal ketika umroh adalah kejadian alami. Maksudnya sesuai dengan takdir Allah dan bukan merupakan kejadian yang direkayasa.


Dengan demikian tidak dibenarkan jika ada jamaah yang menyengaja agar meninggal saat umroh. Baik itu dengan tindakan langsung seperti bunuh diri, maupun tindakan yang mengantarkan pada kematian. 


Sehingga jika ada jamaah yang mengalami sakit, tidak dibenarkan memaksakan diri untuk terus melanjutkan ibadah. Sebab dalam agama Islam, menyelamatkan jiwa adalah hal yang utama. Dan memaksakan diri untuk terus melanjutkan ibadah umroh bukan tindakan yang tepat.