Dalam Islam terdapat ibadah yang pelaksanaannya memiliki ciri khas. Dimana ciri khas itu tidak dijumpai dalam ibadah yang lain. Dan wukuf di Padang Arafah menjadi ciri khas dari pelaksanaan ibadah haji. Bahkan bisa dikatakan menjadi kunci dari ibadah haji.
Meski dilakukan di luar area Ka’bah, namun wukuf memiliki makna yang mendalam. Sebab saat melakukan wukuf, jamaah benar-benar sadar akan keadaan dirinya. Keadaan sebagai hamba yang lemah, tidak ada apa-apanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lantas sebenarnya apa makna dari pelaksanaan wukuf dalam ibadah haji? Dan mengapa wukuf dikatakan sebagai kunci dari berhaji?
Makna Wukuf Di Padang Arafah
Makna berwukuf di Padang Arafah, Sumber: bola.com
Secara bahasa wukuf memiliki arti berhenti. Tetapi dalam berbagai penjelasan para ulama menafsirkan wukuf tidak hanya berhenti secara harfiah, namun juga maknawi.
Jika secara harfiah wukuf saat haji dilakukan dengan berhenti untuk berdiam di Padang Arafah, secara maknawi pengertiannya lebih luas. Dimana jika dilihat dari sudut pandang maknawi, akan berkaitan erat dengan esensi pelaksanaan wukuf.
Secara maknawi, wukuf dapat dipahami sebagai berhentinya seorang muslim dari segala aktivitas duniawi. Saat berada di Padang Arafah, dirinya akan melakukan muhasabah diri. Sepanjang usia yang telah diberikan Allah digunakan untuk melakukan apa saja.
Maka tidak mengherankan jika dalam pelaksanaan wukuf di Padang Arafah banyak jamaah yang menangis. Sebab menangis dalam wukuf bisa menjadi tanda keberhasilan pelaksanaan haji. Jamaah tersebut telah berhasil menemukan kesalahan-kesalahannya dalam muhasabah.
Tidak hanya itu, wukuf juga bisa dimaknai sebagai kesetaraan seorang muslim. Dengan kesamaan pakaian yang digunakan saat wukuf, hal itu menjadi simbol. Bahwa setinggi apapun dan sekaya apapun seorang muslim, derajatnya sama di hadapan Allah. Yakni sama-sama sebagai seorang hamba.
Selain beberapa makna tersebut, tentu masih ada makna lain. Dimana seringkali setiap jamaah akan memiliki pemaknaan tersendiri dari pelaksanaan wukuf di Padang Arafah.
Banyaknya makna dari aktivitas wukuf mencerminkan pentingnya amalan ini. Dengan demikian selain memperhatikan larangan ibadah haji, sebaiknya jamaah juga memperhatikan amalan wukuf. Jangan sampai wukuf yang dilaksanakan berlalu begitu saja tanpa memiliki makna.
Wukuf, Kunci Ibadah Haji
Wukuf sebagai kunci ibadah haji, Sumber: jejakimani.com
Berdasar ulasan di atas, wukuf memiliki kedudukan penting dalam ibadah haji. Selain termasuk dalam rukun-rukun haji, wukuf menjadi kunci ibadah haji. Berikut alasannya:
1. Pernyataan Rasulullah
Menjadinya wukuf sebagai kunci dari pelaksanaan ibadah haji adalah fakta adanya. Sebab Rasulullah sendiri telah memberikan pernyataan terkait hal ini. Dimana tanpa melakukan wukuf, bisa jadi seorang jamaah akan mendapatkan konsekuensi tersendiri.
Dari Abdur Rahman bin Ya’mar, dia berkata yang artinya,
“Saya menyaksikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam didatangi orang-orang kemudian mereka bertanya seputar haji. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Inti haji adalah wukuf di Arafah, siapapun yang mendapatkan malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam jam’ (waktu sore pada waktu Arafah) maka hajinya telah sempurna”. (HR An Nasa’i)
Dengan pernyataan Rasulullah tersebut menegaskan pentingnya kedudukan wukuf dalam haji. Bahkan kedudukannya tidak kalah penting dengan cara mendapatkan haji mabrur. Jamaah jangan sampai terlewat melaksanakan wukuf di Arafah jika tidak ingin terkena konsekuensi meninggalkannya.
2. Terikat Waktu
Alasan selanjutnya mengapa wukuf menjadi kunci dari pelaksanaan ibadah haji adalah terikatnya waktu wukuf. Seorang muslim hanya bisa melakukan amalan wukuf hanya ketika waktu haji.
Maka ketika seorang muslim berdiam di Padang Arafah diluar waktu haji, maka hal itu tidak termasuk ibadah. Meski tempatnya sama dan sama-sama dilakukan di malam hari, tetap tidak terhitung ibadah. Sebab waktu haji menjadi ketentuan yang tidak tergantikan dari amalan wukuf.
Hal ini semakin menjelaskan pernyataan Rasulullah di atas. Bahwa haji adalah wukuf di Padang Arafah. Hal itu akan bermakna sebaliknya, yakni tidak ada wukuf di Padang Arafah tanpa haji. Antara kedua hal ini menjadi amalan yang saling mengikat.
Nah itulah dua alasan mengapa wukuf menjadi kunci pelaksanaan ibadah haji. Untuk keabsahan wukuf, setiap jamaah perlu memperhatikan waktu pelaksanaannya. Dan untuk wukuf yang semakin berkesan, jamaah juga perlu tahu tentang sejarah Padang Arafah.
Konsekuensi Meninggalkan Wukuf
Konsekuensi meninggalkan wukuf, Sumber: megasyariah.co.id
Menjadinya wukuf sebagai kunci haji tentu tidak lah main-main. Dimana jika ada jamaah yang meninggalkan wukuf, konsekuensinya cukup berat. Bahkan mayoritas ulama menyatakan bahwa meninggalkan wukuf bisa membatalkan pelaksanaan ibadah haji.
Imam Ath Thahawi, di dalam Syarh Ma’anil Atsar Jilid II Halaman 210 menjelaskan,
“Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak menyebutkan hadits di atas secara detail, dapat diketahui bahwa yang mereka maksud pertanyaan terkait haji adalah rukun yang jika ditinggalkan maka hajinya tidak sah dan batal. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab dengan menyebut, “Haji adalah hari Arafah”.
Wukuf menjadi salah satu rukun dari pelaksanaan ibadah haji. Meninggalkan wukuf itu berarti meninggalkan rukun. Dengan demikian haji yang dilaksanakan menjadi batal dan tidak sah.
Selain itu, Imam Al Munawi juga menjelaskan dalam Faydhul Qadir Jilid XIII Halaman 11 yang artinya,
“Maksud dari haji adalah Arafah yaitu kebanyakan atau inti dari ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Alasannya karena haji menjadi batal jika wukufnya terlewat, seperti yang disebutkan oleh Al Baidhawi”.
Nah dengan demikian jangan sampai pelaksanaan wukuf terlewat ketika berhaji. Dan yang ingin melakukan wukuf, maka bisa segera mencari haji furoda murah. Sebab haji furoda lebih cepat untuk berangkat ke Tanah Suci dari pada menggunakan paket haji reguler.
Menunaikan ibadah memang memiliki rukun-rukun yang harus dilakukan. Tanpa menunaikan rukun, konsekuensi pelaksanaan ibadah bisa menjadi batal. Hal itu sangat disayangkan terlebih pada ibadah yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit seperti ibadah haji dan umroh.