Berdoa menjadi kebiasaan orang-orang beriman. Dengan doa, harapan seakan menjadi lebih nyata. Saat beribadah di Tanah Suci, jamaah pun banyak yang berdoa di depan Kabah. Sebagian jamaah meyakini, berdoa di tempat itu akan lebih mustajab dari pada di tempat lain.
Soal keyakinan masyarakat Indonesia memang luar biasa. Agar doa lebih mustajab, banyak dari mereka yang mengambil sesuatu sebagai wasilah. Baik benda mati maupun benda hidup, adanya wasilah dianggap lebih afdhal untuk menyampaikan doa.
Lantas apakah benar berdoa di hadapan Kabah lebih mustajab dibanding berdoa di tempat lain?
Hakikat Ibadah di Tanah Suci
Hakikat ibadah di Tanah Suci, Sumber: baznas.co.id
Sebelum membahas terkait doa, sebaiknya perlu menjadi pemahaman bersama hakikat dari ibadah di Tanah Suci. Dimana baik haji maupun umroh, saat dilaksanakan hakikatnya adalah untuk mencerminkan ketaatan.
Karena taat kepada Allah dan Rasulullah, maka orang beriman menjalankan apa yang disyariatkan. Haji dan umroh merupakan ibadah yang disyariatkan dalam Islam. Dimana pelaksanaannya pun telah diatur sedemikian rupa tanpa boleh diubah.
Dengan demikian bagi yang bisa beribadah ke Tanah Suci sebaiknya perlu meluruskan niatnya. Yakni menjalankan ibadah benar-benar niat karena Allah. Dengan demikian, keutamaan ibadah umroh dan haji lebih dekat untuk didapatkan.
Dan akan lebih bijaksana jika setiap jamaah menghindari pelaksanaan ibadah karena kepentingan dunia. Sebab ibadah yang dilakukan karena motivasi duniawi, sejatinya bukan untuk Allah. Namun ibadah yang dilakukan bisa jadi akan jatuh kepada kepentingan yang diinginkan.
Saat manusia ikhlas menjalankan ketaatan, sejatinya balasan yang Allah sediakan lebih luas. Bahkan lebih luas dari setiap kepentingan manusia terhadap dunia. Dan bahayanya, jika manusia menukar akhirat karena dunia maka balasannya begitu mengerikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Hud ayat 15-16 yang artinya,
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.
Sedangkan doa sendiri pada dasarnya adalah inti ibadah. Jika niat sudah benar, sejatinya doa pun akan lebih cepat dikabulkan. Dengan demikian, doa-doa yang dipanjatkan perlu didasari sifat kehambaan pada Allah.
Doa Pasti Dikabulkan
Keyakinan dalam berdoa, Sumber; hipwee.com
Selain menjalankan setiap perintah, kewajiban hamba adalah berdoa. Sebab dengan berdoa, berarti manusia mengakui kelemahan diri dan ketergantungan pada Allah. Dimana jika manusia enggan berdoa, manusia dicap sebagai makhluk yang sombong.
Maka ketika manusia berdoa, pasti akan Allah kabulkan. Meski terkadang tidak di waktu yang diinginkan, Allah akan mengabulkan doa di saat yang tepat. Sebab Allah lebih tahu dari pada hambanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Ghafir ayat 60 yang artinya,
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepadaKu niscaya akan Kuperkenankan bagiamu”.
Juga dalam Surat Al Baqarah ayat 186 yang artinya,
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu”.
Allah tidak membatasi tempat dimanapun hambanya berdoa. Namun tentu, semakin baik keadaan dalam berdoa akan menjadikan doa mustajab. Terlebih jika dilakukan di tempat yang baik. Dan tempat yang paling baik menurut Allah adalah masjid, sedangkan Masjidil Haram adalah tempat terbaik.
Dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,
“Sholat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari seribu kali sholat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram. Dan sholat di Masjidil Haram lebih baik dari seratus ribu sholat di masjid lainnya”. (HR Ibnu Majah)
Masjidil Haram sendiri merupakan bangunan untuk melengkapi Kabah. Dengan demikian kemuliaan Masjidil Haram tentu karena ada Kabah di sana. Maka baik shalat maupun berdoa di depan Kabah lebih afdhal daripada di tempat lainnya.
Dengan demikian ketika jamaah selesai melakukan sunnah thawaf, ada baiknya dirinya menyempatkan diri untuk berdoa di depan Kabah. Dengan kemuliaannya, tentu berdoa di depan Ka’bah lebih mustajab dari pada berdoa di tempat lain.
Kabah merupakan bangunan suci. Dimana dengan nama Baitullah yang disematkan kepadanya, tentu mengindikasikan keutamaannya. Setiap ibadah dan doa yang dilakukan didekatnya, akan sangat berbeda ketika dilakukan di tempat yang lain.
Tidak bisa dipungkiri, sekitar Kabah merupakan tempat mustajab untuk berdoa. Meski mengabulkan doa adalah hak Allah, ikhtiar berdoa di depan Baitullah merupakan bentuk usaha terbaik. Terlebih jika doa itu benar-benar dilandasi sikap penghambaan yang tulus kepadaNya.
Tempat Mustajab Berdoa
Tempat mustajab untuk berdoa, Sumber: himpuh.or.id
Ketika berkesempatan beribadah ke Tanah Suci, ada banyak tempat mustajab untuk berdoa di area Masjidil Haram. Meski secara umum setiap sudut masjid itu mulia, namun ada beberapa tempat yang sering digunakan untuk berdoa.
Beberapa tempat mustajab berdoa di sana antara lain Multazam, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim, dan Rukun Yamani. Tempat-tempat tersebut biasanya ramai oleh jamaah yang memanjatkan doa-doa mereka.
Namun meski demikian, pada dasarnya doa menjadi lebih mustajab jika memenuhi syarat berdoa. Dimana syaratnya tidak hanya tempat, namun juga waktu dan juga hamba itu sendiri.
Bagi yang bisa menunaikan umroh Ramadhan 2025 misalkan, maka itu adalah waktu terbaik. Dengan adanya bulan Ramadhan, tentu menjadikan doa yang dipanjatkan lebih mustajab. Sebab sebagai bulan suci, bulan tersebut memiliki begitu banyak keutamaan.
Dan dalam sisi hamba sendiri, ada banyak faktor yang menjadikan doanya lebih mustajab. Dan faktor yang paling utama adalah kesucian dirinya. Dan kesucian diri dapat tercapai jika apa yang melekat padanya dari yang halal, baik makanan maupun pakaian. Bahkan juga biaya yang digunakan untuk ke Tanah Suci.