Umroh menjadi ibadah yang menarik begitu banyak jamaah. Tanpa aturan, tentu akan menghadirkan kekacauan dalam pelaksanaannya. Setiap umat Islam yang akan menunaikan ibadah di Tanah Suci ini, perlu memperhatikan urutan rukun umroh.


Sebagaimana ibadah yang lain, rukun umroh tidak boleh ditinggalkan. Selain membuat ibadah tidak sah, tanpa melaksanakannya akan menghilangkan ciri khas umroh. Sebab meski haji dan umroh hampir sama, perbedaan rukun membuat kedua ibadah itu berbeda.


Dengan demikian setiap jamaah perlu mengetahui rukun umroh sebaik-baiknya. Lantas apa saja kelima rukun umroh tersebut?


Memahami Makna Rukun

Makna rukun umroh, Sumber: madaninews.id


Berkaitan dengan rukun, sebaiknya setiap muslim tidak sembarangan dengannya. Sebab suatu amalan, sangat terkait dengan rukun.


Dalam kamus KBBI, rukun diartikan sebagai suatu tindakan yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Rukun ada tidak hanya ada dalam aktivitas ibadah, namun juga ada dalam berbagai aktivitas sosial.


Sedangkan menurut buku Fiqh Kontemporer (2018) karya Sudirman, rukun diartikan sebagai hal yang harus dipenuhi agar suatu perbuatan sah secara hukum Islam. Rukun merupakan suatu unsur yang tak terpisah dengan suatu perbuatan.


Dari kedua penjelasan di atas, memang sepantasnya setiap jamaah memperhatikan rukun umroh. Sebab rukun dalam ibadah ini akan terkait dalam pelaksanaan umroh secara keseluruhan. Meski pelaksanaannya berat dan melelahkan, jamaah perlu melakukan dengan khusyuk.


Sebab hingga saat ini, masih sering dijumpai kesalahan jamaah dalam melakukan rukun umroh. Hal ini pernah disampaikan oleh Ustadz Qosim Shaleh, Ketua Pelaksana Pusat Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (FK KBIHU) yang dilansir oleh bpkh.go.id.


Dalam penjelasan beliau, banyak jamaah yang melakukan ibadah umroh secara parsial. Maksudnya adalah tidak melakukan rukun umroh secara maksimal. Contohnya adalah memotong pelaksanaan thawaf, mereka ke hotel sejenak untuk suatu keperluan.


Hal semacam ini sebaiknya tidak dilakukan. Sebab meski bisa melanjutkan tawaf setelah dari hotel, hat itu bisa jadi membatalkan tawaf. Sebagai salah satu rukun umroh, tawaf perlu dilakukan dengan baik hingga tuntas.


Pada dasarnya mengikuti setiap rukun umroh dengan baik adalah cerminan ketaatan. Jika amalan umroh bagaikan sebuah bangunan, maka setiap rukunnya adalah pondasi. Bagaimana sebuah bangunan bisa berdiri tanpa pondasi?


5 Urutan Rukun Umroh yang Perlu Diketahui

Urutan rukun umroh, Sumber: baitullah.co.id


Dengan demikian setiap jamaah perlu melaksanakan rukun umroh dengan baik. Dan berikut adalah lima urutan rukun umroh:


1. Melaksanakan Ihram


Urutan pertama dalam pelaksanaan ibadah umroh adalah jamaah melakukan ihram. Ihram tidak hanya niat, namun dimulai dengan mandi kemudian menggunakan pakaian ihram.

Pakaian ihram bagi laki-laki adalah dua helai kain putih yang tidak boleh ada jahitan. Selain itu jamaah laki-laki juga dilarang memakai penutup kepala. Sedangkan bagi jamaah wanita dilarang menggunakan cadar.


Berihram dimulai dari miqat yang telah ditentukan. Miqat untuk umroh dan haji meliputi Bir Ali (Zulhulaifah), Yalamlam, Qarnul Manazil, Al Juhfah, dan Zatu Irqin.

Untuk jamaah yang datang dari Indonesia, biasanya miqat yang digunakan adalah Bir Ali. Dimana setelah mengenakan pakaian ihram dan melafadzkan niat, jamaah harus melakukan seluruh rangkaian ibadah serta meninggalkan larangannya.


2. Melakukan Tawaf


Setelah sampai di Tanah Suci, jamaah bisa melakukan rukun umroh kedua yakni thawaf. Thawaf adalah berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Pelaksanaannya adalah berlawanan arah dengan berputarnya jarum jam.


Hal yang perlu diperhatikan oleh jamaah adalah tempat mulainya tawaf adalah Hajar Aswad. Kemudian thawaf tiga kali dilakukan dengan berlari kecil, sedangkan setelahnya dengan berjalan kaki.


Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu ‘Umar yang artinya,


“Apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam thawaf di Ka’bah, beliau berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada empat putaran lainnya. Beliau juga berjalan cepat di Bathnul Masil ketika sa’i antara Shafa dan Marwa”. (HR Bukhari dan Muslim)


3. Sa’i Antara Safa dan Marwah


Dan urutan rukun umroh selanjutnya adalah melakukan sa’i. Amalan ini dilakukan dengan berlari kecil antara Shaf dan Marwa. Yaitu amalan yang dahulu juga pernah dilakukan oleh Hajar, ibunda Nabi Ismail ‘Alaihissalam.


Sa’i juga dilakukan sebanyak tujuh kali. Sebagaimana thawaf, sebaiknya jamaah tidak melakukan amalan ini dengan terputus atau disertai dengan obrolan.


4. Tahallul


Tahallul menjadi penutup rangkaian ibadah umroh. Dimana tahallul ini dilakukan dengan memotong rambut. Syariat Islam menjelaskan bahwa rambut yang dipotong boleh hanya tiga helai. Meski demikian banyak jamaah pria yang mencukur rambut hingga botak.


5. Tertib


Meski setelah melakukan tahallul jamaah boleh melakukan yang dilarang saat umroh, namun setiap jamaah perlu tertib.


Maksudnya adalah melakukan setiap rangkaian ibadah umroh dengan tertib. Dan setelah selesai pun tetap bersikap dengan tertib layaknya seorang muslim yang mendapat kebaikan dari ibadahnya. Dan tetap jangan melakukan hal yang dilarang di Tanah Haram.


Nah itulah urutan rukun umroh yang perlu jamaah ketahui. Melihat pentingnya rukun umroh, sebaiknya jamaah memahaminya dengan baik sebelum berangkat. Dan jika sudah berniat untuk berangkat, jamaah bisa memilih pilihan paket umroh sesuai kebutuhan.


Tetap Harus Menghindari Larangan

Hindari larangan umroh, Sumber: mabruk.co.id


Dan hal yang harus dicatat oleh jamaah adalah adanya larangan-larangan saat umroh. Maka meski telah melakukan urutan rukun umroh dengan benar, ibadah bisa saja sia-sia jika jamaah melanggar larangan.


Ada begitu banyak larangan dalam ibadah umroh. Tidak hanya memakai pakaian berjahit bagi laki-laki, namun lebih luas. Dimana larangan yang mengikat jamaah secara umum yaitu seperti berbicara kotor, berdebat, atau merusak tanaman dan memburu binatang.


Dengan melakukan urutan rukun umroh dan menghindari setiap larangan, harapannya ibadah bernilai lebih berkualitas di hadapan Allah. Dengan demikian ibadah umroh yang dilakukan menjadi ibadah yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendatangkan keberkahan hidup.