Perjalanan ibadah umroh menjadi proses pengalaman rohani yang mengesankan. Apalagi jika bersama pasangan, tentu akan lebih khusyuk dan indah. Tetapi meski demikian, tetap perlu memperhatikan larangan umroh bersama pasangan.


Pada dasarnya jika sebuah pasangan telah menikah, hubungannya menjadi halal. Namun dalam kondisi tertentu, ada hal yang sebelumnya halal menjadi terlarang. Dimana jika dilanggar, ada resiko sanksi yang berlaku dalam syariat.


Larangan dalam umroh juga termasuk di dalamnya. Lantas apa saja larangan syariat saat umroh bersama pasangan? Dan apa konsekuensi jika melanggarnya?


Hakikat Larangan pada Pasangan

Pasangan muslim, Sumber: pexels.com


Diciptakannya pasangan pada setiap makhluk akan melengkapi dalam menjalankan kehidupan. Terkhusus bagi kehidupan muslim, adanya pasangan akan mengantarkan pada kehidupan yang saling menguatkan.


Namun meski demikian, penciptaan wanita tetap terjadi setelah penciptaan laki-laki. Dimana tujuan utama diciptakannya Nabi Adam sebagai makhluk pertama adalah untuk beribadah dan menjadi khalifah di bumi. 


Untuk melakukan misi itu, dijadikannya Hawa sebagai pasangannya tentu memberi kebaikan. Tetapi di sisi lain, Hawa juga mendatangkan masalah bagi kehidupan Nabi Adam. Sebab melanggar larangan Allah, pasangan Nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi.


Itulah esensi larangan yang Allah berikan pada setiap pasangan, utamanya dalam menjalankan ibadah. Dalam Agama Islam larangan bagi pasangan tidak hanya saat umroh, namun juga dalam ibadah lain seperti puasa.


Meski manusia tidak tahu mengapa Allah menetapkan larangan pada sesuatu, dibaliknya tetap berisi kebaikan. Apalagi jika itu dalam hal ibadah yang memang ranah privasi hamba dan makhluk, hak Allah lah untuk menetapkan aturan.


Dengan demikian meski telah mengambil waktu umroh terbaik bersama pasangan, tetap perlu memperhatikan hal ini. Sebab jika sampai melanggar larangan umroh bagi pasangan, bisa jadi mendatangkan sanksi. Bahkan bisa jadi umrohnya akan batal.


Syariat Islam sendiri telah menetapkan berbagai larangan saat ibadah umroh. Dengan adanya larangan yang berlaku pada pasangan, jamaah perlu mempelajarinya. Bahkan sebaiknya dipelajari jauh hari sebelum berangkat ke Tanah Suci.


Larangan Umroh bagi Pasangan

Larangan umroh bagi pasangan, Sumber: almadinahtravels.com


Ilmu berkaitan ibadah umroh tidak kalah penting dengan menabung untuk umroh. Untuk tambahan ilmu, beberapa larangan umroh bersama pasangan berikut dapat dijadikan sebagai referensi:


1. Hubungan Suami Istri


Pada dasarnya pelaksanaan ibadah umroh tidak jauh berbeda dengan haji termasuk dalam larangan. Dan larangan yang berlaku terhadap pasangan saat umroh adalah melakukan hubungan suami istri. Larangan itu berlaku sejak jamaah berihram hingga selesai melakukan ibadah umroh.


Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Al Baqarah ayat 197 yang artinya,

“Siapa saja yang menetapkan niatnya untuk melakukan haji pada bulan-bulan itu tidak boleh melakukan rafats (jima’)”.


2. Aktivitas Syahwat 


Berhubungan badan adalah aktivitas utama yang dilarang dalam hubungan suami istri. Namun baik dalam haji dan umroh, larangan juga termasuk dalam hal yang mengandung syahwat.


Dengan demikian setiap pasangan wajib menjaga syahwatnya saat masih menjalankan ibadah umroh dan haji. Antara suami dan istri wajib menjaga sikap agar tidak menimbulkan syahwat. Baik menggoda pasangan maupun melakukan hal sepele yang berkaitan dengan syahwat.


Intinya saat melakukan rangkaian ibadah, pasangan suami istri harus fokus terhadapnya. Khusyuk menjalankan ibadah dengan berdoa sebaik-baiknya.


3. Memakai Wewangian


Salah satu hal yang sering dilakukan bersama pasangan adalah memakaikan wewangian. Hal itu lumrah sebab antara satu dengan yang lain ingin menjaga penampilan pasangannya. Namun saat menjalankan ibadah umroh, setiap pasangan dilarang melakukan hal ini.


Dalam sebuah riwayat terdapat penjelasan yang artinya,

“Jangan pula kalian memakai pakaian yang diberi minyak wangi atau wewangian dari daun tetumbuhan”. (HR Bukhari)


4. Berbantah-Bantahan


Dan aktivitas yang juga kadang terjadi antara pasangan suami istri adalah berbantah-bantahan. Dengan adanya sebab tertentu, berbantah antara suami istri merupakan hal yang lumrah terjadi. Namun ketika melakukan ibadah umroh dan haji, sebaiknya setiap pasangan menghindari hal itu.


Dalam Surat Al Baqarah ayat 197 dijelaskan yang artinya,

“Haji adalah beberapa bulan yang ditentukan. Siapa saja yang menetapkan niatnya untuk melaksanakan haji di bulan-bulan itu tidak boleh rafats (jima’), berbuat fasiq, dan berbantah-bantahan dalam masa pelaksanaan haji”.


5. Melakukan Kemaksiatan


Dan dari ayat di atas juga dijelaskan bahwa setiap jamaah dilarang melakukan maksiat. Segala aktivitas yang mengundang dosa dilarang saat berhaji dan berumroh. Termasuk itu kemaksiatan yang dilakukan bersama pasangan.


Nah itulah beberapa larangan saat umroh bersama pasangan yang perlu diperhatikan jamaah. Apalagi bagi yang ingin mengambil umroh Ramadhan, perlu mengetahui ilmunya. Sebab melakukan umroh di bulan itu akan lebih banyak larangan yang berlaku bagi yang melaksanakannya bersama pasangan.


Berlakunya Larangan Umroh

Berlakunya larangan umroh, Sumber: labaiktours.com


Meski dalam pelaksanaan ibadah umroh terdapat larangan, namun jamaah perlu mengetahui waktunya. Sebab maksud larangan yang berlaku, bukanlah dalam sepanjang perjalanan ibadah haji dan umroh.


Larangan haji dan umroh berlaku sejak jamaah sudah berniat dan mengenakan pakaian ihram. Larangan itu terus berlaku hingga jamaah melakukan semua rangkaian ibadah. Dan ketika semua rangkaian ibadah telah selesai, jamaah sudah terbebas dari larangan.


Dengan demikian meskipun masih di Tanah Suci, jamaah tetap boleh melakukan aktivitas suami istri. Namun hal itu boleh dilakukan ketika semua rangkaian ibadah telah selesai.


Hal ini tentunya menjadi informasi membahagiakan bagi yang melaksanakan ibadah bersama pasangan. Dimana ketika setelah selesai beribadah, setiap pasangan bisa mendapatkan momen istimewa. Momen istimewa yang tidak bisa didapatkan selain di Tanah Suci.


Nah apakah Anda sudah bersiap menjalankan ibadah bersama pasangan? Semoga perjalanan ibadah umroh atau haji yang dilaksanakan akan mendatangkan dua kebaikan. Yakni pelaksanaan ibadah yang mabrur dan memori berkesan bersama pasangan.