Keabsahan ibadah tidak hanya taat pada aturan, namun juga meninggalkan larangan. Hal ini mencakup semua ibadah, termasuk ibadah umroh. Dalam pelaksanaannya, larangan saat umroh cukup banyak. Dimana mayoritasnya telah dijelaskan dalam syariat.


Sebagai aktivitas spiritual yang berkaitan dengan Sang Pencipta, aturan dalam ibadah merupakan hal yang lumrah. Sebab pada dasarnya seorang hamba memang tidak bisa membuat cara sendiri dalam beribadah. Dalam ibadah, perintah dan larangan mutlak menjadi hak Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Nah dalam pelaksanaan ibadah umroh, apa saja larangan yang perlu dihindari jamaah? Simak ulasan berikut untuk pelaksanaan ibadah yang khusyuk dan jauh dari kesia-siaan!


Saat Umroh Diterima

Menjalankan ibadah umroh, Sumber: googleapis.com


Upaya meninggalkan larangan ibadah umroh bertujuan agar ibadah tetap sah dan tidak sia-sia. Sebab sahnya ibadah menjadi jalan agar ibadah seorang hamba diterima.

Diterimanya ibadah memang menjadi kewenangan Sang Pencipta. Namun setidaknya jika ibadah sah menurut aturan syariat, hal itu lebih dekat untuk diterima. Berbeda dengan ibadah yang diada-adakan yang pasti tidak sah.


Diterimanya ibadah umroh seorang hamba akan mendatangkan banyak keutamaan. Selain pahala, juga menjadikan keberkahan hidup di dunia.


Dan satu kabar menggembirakan saat umroh diterima adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah. Suatu ketika beliau bersabda yang artinya,

“Dari satu umroh ke umroh yang lain menjadi penghapus dosa diantara keduanya. Dan haji yang mabrur tidak ada balasan bagi kecuali surga”. (HR Bukhari dan Muslim)

Sudah menjadi rahasia bersama bahwa tidak ada manusia yang luput dari dosa. Dan dengan umroh, dosa seorang hamba dihapuskan saat ibadahnya diterima. Dengan demikian setiap jamaah perlu cermat dalam melaksanakan ibadah umroh.


Tidak hanya haid saat umroh bagi jamaah perempuan. Namun kecermatan juga dibutuhkan dalam hal lain, utamanya berhati-hati dalam meninggalkan larangan. Dalam umroh, ada berbagai larangan yang bisa membuat ibadah sia-sia ketika dilanggar.


Larangan Saat Umroh

Larangan ketika umroh, Sumber: detik.com


Syariat Islam telah merinci berbagai larangan saat umroh. Dan berikut adalah larangan bagi jamaah umroh yang perlu dihindari:


1. Larangan Taraffuh (Berhias)


Hal yang perlu diperhatikan utamanya bagi jamaah wanita adalah larangan berhias. Kebiasaan ini menjadi satu aktivitas yang sulit ditinggalkan utamanya bagi jamaah wanita.

Umroh hakikatnya adalah beribadah kepada Allah dengan semurni-murninya. Dengan demikian selain hal itu tercermin dari pakaiannya yang serba putih, juga harus meninggalkan kebiasaan berhias. Sebab pada dasarnya hanya kemurnian niat dan cara pelaksanaan lah yang membuat sebuah ibadah diterima.


Bahkan berkenaan dengan memakai wewangian yang dianjurkan Rasulullah untuk para lelaki. Saat umroh lelaki tidak diperkenankan untuk memakai wewangian. Apalagi jamaah perempuan.


Larangan ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang artinya,

“Jangan pula kalian memakai pakaian yang diberi minyak wangi atau wewangian dari daun tumbuhan”. (HR Bukhari)


2. Memakai Cadar dan Sorban


Tidak diragukan lagi, waktu berumroh jamaah sedang menghadapi suasana yang begitu panas. Namun meski demikian, jamaah laki-laki dilarang memakai penutup kepala seperti sorban. Sedangkan jamaah perempuan dilarang memakai cadar.


Hal ini dijelaskan dalam sebuah riwayat yang artinya,

“Seorang laki-laki berdiri dan berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, pakaian apakah yang diperkenankan dalam ihram?” Beliau menjawab, “Jangan kalian memakai sorban, celana panjang, jubah, serta baju panjang yang bertutup kepala dan sepatu. Kecuali orang yang tidak memiliki sepatu, maka hendaklah dia memakai sepatu yang ada di bawah mata kaki. Dan janganlah memakai pakaian yang bersentuh kulit serta waras. Dan janganlah seorang perempuan memakai cadar serta sarung tangan”. (HR An Nasai)


Selain larangan memakai sorban dan cadar, dari hadits ini juga ada penjelasan lain. Yakni setiap jamah laki-laki dilarang memakai celana panjang. Itu artinya mereka dilarang mengenakan pakaian berjahit.


3. Larangan Membunuh Binatang


Satu hal yang juga dilarang saat umroh adalah membunuh binatang. Meski ada sebagian hewan yang boleh diburu dan dibunuh dengan tujuan dikonsumsi, namun tidak bagi jamaah. Ketika berumroh, jamaah dilarang untuk membunuh hewan buruan meski hewan itu halal.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Maidah ayat 95 yang artinya,

“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu membunuh hewan buruan ketika kamu berihram (haji dan umroh). Siapa diantara kalian yang membunuhnya dengan sengaja, dendanya (ialah menggantinya) dengan hewan ternak yang sepadan dengan (hewan buruan) yang dibunuhnya menurut putusan dua orang yang adil diantara kamu sebagai hadyu (hewan kurban) yang dibawa sampai ke Ka’bah. Atau (membayar) kafarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan perbuatannya yang telah lalu. Siapa kembali mengerjakannya, pasti Allah akan menyiksanya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Kuasa”.


4. Larangan Berkata Kotor


Saat berumroh jamaah juga dilarang untuk berkata kotor. Selain itu jamaah sebaiknya juga menjaga lisannya agar tidak mengundang perdebatan. Dan alangkah baiknya berbicara seperlunya dan memperbanyak dzikir dan doa.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 197 yang artinya,

“Haji adalah beberapa bulan yang ditentukan. Barang siapa yang menetapkan niatnya untuk berhaji pada tahun itu maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan dalam masa pelaksanaan haji”.


Haji dan umroh merupakan ibadah yang identik, meski terdapat beberapa perbedaan. Dengan demikian apa yang dilarang dalam haji juga dilarang dalam umroh. Saat menentukan pilihan paket umroh, hal ini biasanya dijelaskan dalam panduan haji dan umroh.


Dan dari ayat di atas, dapat dipahami saat umroh jamaah juga dilarang rafats. Yaitu aktivitas suami istri yang menimbulkan syahwat.


Kapan Larangan Umroh Dimulai?

Berlakukanya larangan umroh, Sumber: bbtour.id


Beberapa poin di atas hanyalah sebagian dari larangan umroh. Dimana ada sebagian larangan yang membuat umroh tidak sempurna, ada yang mendatangkan dam, dan ada yang membuat umroh menjadi batal.


Tetapi kapankah larangan umroh mulai berlaku bagi jamaah? Jawabannya adalah larangan-larangan itu mulai berlaku sejak jamaah mengucapkan niat dan memakai pakaian ihram.


Dimana sebelum berniat dan memakai pakaian ihram, ada sebagian larangan umroh yang disunnahkan. Yaitu wewangian yang dikenakan setalah mandi sebelum berniat dan berihram.


‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata yang artinya, 

“Dahulu aku mengenakan wewangian pada tubuh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan wewangian yang paling baik. Sehingga aku mendapati kemilau wewangian tersebut di kepala dan jenggotnya”. (HR Bukhari)